BAB X
Studi Kasus Numerik berkenaan dengan Etika Profesi
10.1 Studi
Kasus Bidang Design dan Proses Produksi
Proses produksi merupakan sebuah pengolahan
pada suatu bahan baku dar yang tidak bernilai menjadi bernilai tambah dengan
sistem input, proses, dan output. PT. Markoon Engineering Indonesia merupakan sebuah
perusahaan plastic yang berlokasi di Desa Jejalen Jaya, Tambun, Kabupaten
Bekasi yang memproduksi aneka mainan dari plastik.
Proses produksi yang berupa input,
proses, dan outputnya sendiri terdiri dari penyiapan bahan baku berupa material
biji plastik, yang pada proses selanjutnya di lelehkan di mesin heater serta
dicampur dengan pewarna kimia. Setelah pemanasan selesai lelehan plastic diangkat
untuk dituangkan ke mesin pencetak. Proses design pada saat mencetak sudah
diatur sesuai dengan variasi plastik yang akan dihasilkan berupa puzzle
lapangan futsal plastic. Berdasarkan proses tersebut bisa diketahui bahwa
produk yang tadinya tidak memiliki nilai/ bernilai kecil dengan adanya proses
produksi dan design akan dapat memberikan nilai tambah bagi material yang
diproduksi
10.2 Studi
Kasus Bidang Material
Material merupakan bahan baku
pembentuk suatu produk yang bisa didapatkan di alam maupun dibuat oleh manusia.
Material memiliki karaktersistiknya masing-masing sehingga membuat manusia
harus bisa melihat celah dala memanfaatkan material tersebut menjadi barang
yang berguna dan bernilai. Studi kasus yang ingin dibahas adalah proses
perlakuan bahan pada pengelasan pagar dengan teknik las karbit.
Teknik las merupakan sebuah teknik
penyambungan material dengan materi panas yang didapatkan dari sumber perapian/
listrik. Bahan-bahan las karbit antara lain sebagai berikut:
- Brander Listrik
- Regulator
- Gas Asetelyne
- Gas Oksigen
- Katup pengaman
- Kaca Mata Las
- Tang Penjepit
- Sarung Tangan
- Sumber Api
- Palu Besi
- Pembersih Brander
- Kunci Tabung
- Sikat Baja
- Kawat Tembaga. Kawat tembaga merupakan bahan penyambung yang di cairkan dengan api gas asitilen. Kawat ini dileburkan bersama-sama api.
10.3 Studi
Kasus Bidang Thermal Pada Bangunan Rumah Tinggal
Tujuan setiap perencanaan suatu bangunan adalah menciptakan kenyamanan maksimum
bagi manusia. namun demikian tidak terdapat tolak ukur
yang obyektif untuk kenyamanan. Hal ini disebabkan karena harga fisiologis
manusia yang dapat diukur, sedangkan unsure jiwa manusia tidak bisa dihitung
sehingga setiap manusia memiliki reaksi yang berbeda terhadap lingkungannya. FaktorAfaktor
penting yang mempengaruhi kenyamanan di dalam ruangan tertutup adalah ( Mauro
P. Rahardja, 1979) :
a.Temperatur
udara
b.Kelembaban
udara
c.Radiasi
pada dinding dan atap
d.Gerakan
udara
e.Tingkat
pencahayaan dan distribusi cahaya pada jendela.
Batas kenyamanan di daerah khatulistiwa berkisar antara
temperatur 22,5°C-29,5°C dengan kelembaban udara relatif sebesar 20%-50%.
UsahaAusaha yang dilakukan untuk mendapatkan kenyamanan thermal :
a.Mengurangi
perolehan panas
b.Memberikan
aliran udara yang cukup
c.Membawa
panas keluar bangunan
d.Mencegah
radiasi panas, baik secara langsung maupun tidak langsung.
10.4 Soal
Pemahaman Materi
1. Proses yang tediri dari input, proses,
output disebut proses?
a.
Perencanan b. Perbaikan c. Pemakaian d.Produksi
2. Faktor-faktor terpenting dalam ruangan
salah satunya adalah?
a.
Temperatur udara b. Tingg
atap c.
Luas lantai d. Lebar pintu
3. Teknikmenempelkan benda kerja dengan
panas diebut teknik?
a. Bangunan b. Tempa c. Las d. Cor
4. Salah satu alat pelindung diri untuk
mata pada saat proses pengelasan adalah?
a. Warepack b. Kacamata Las c.
Helm Safety d. Air
Plug
5. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mendapatkan kenyamanan
thermal adalah?
a.
Memberkan aliran udara yang cukup c.
Penerangan
b.
Pencahayaan d. Pemangkasan bangunan
Sumber:
Tugas Analisis
Estimasi Biaya Teknik Industri Kelas 3ID13 Universitas Gunadarma 2016